, , , , ,

Belum Ada Judul (Semarang Eksis Demi Kontribusi)

Antara topi,laptop dan MU demi kontribusi Semarang eksis
Antara gus Wahid, topi,laptop dan MU

MENGAMBIL nama Gus Wahid United, tentu bukan sebuah tanpa alasan. Bahkan setiap kecil langkah yang kita ambil, memiliki alasan dan juga konsekuensi. Saya sadar akan hal itu. Karena itulah, lahir nama ini yang akan terus hadir dalam setiap tulisan-tulisan yang kamu baca, menginspirasi (semoga), serta berkontribusi dalam setiap gerak langkahmu dan mungkin juga akan menghantui setiap mimpi tidurmu...
Tulisan ini sekaligus menandai lahirnya saya kembali ke dunia maya dengan domain yang berbeda...yang seolah lebih serius (menurut saya), bukan sekedar gratisan.
*
SEMUA bermula ketika di tahun 2007, saya mulai bekerja di sebuah harian terkemuka di Semarang. Menjadi jurnalis. Padahal di mimpi awal, saya ingin menjadi dokter lalu kesasar dengan sadar di dunia jurnalistik. Sebelumnya saya juga kesasar di dunia radio dan fotografi, namun lebih ke foto studio, bukan foto jurnalistik.
Dari dunia inilah saya banyak paham tentang dunia lain (bukan dunia hantu lo), namun lebih pada persoalan yang melingkupi kriminalitas, hukum, pendidikan, ekonomi lalu berakhir di politik. Ini sesuai dengan job desk yang saya terima dari kantor, sehingga saya akhirnya mendalami peran sekaligus memahami problematika di dalamnya.
Di sela itu pula, saya mengakui ada hal-hal yang ingin diungkapkan namun mentok. Ada hal lain yang tidak bisa saya tulis sebagai berita, baik secara gaya bahasa maupun hal-hal yang lain yang memang tidak bisa diungkapkan ketika saya berbaju jurnalis berlabel wartawan.
Pasalnya, cukup banyak informasi dasar dari sebuah berita yang tidak serta merta dapat ditulis. Ada etika, ada cover both side dan ada juga kata kunci 'off the record ya mas' yang menjadi andalan para narasumber saat menyampaikan informasinya jika menyangkut hal-hal yang sensitif.
Untuk itu, di kisaran 2008 atau 2009, saya mulai membuat blog, waktu itu di domain wordpress. Semata demi mengungkapkan hal-hal yang tidak bisa saya ungkapkan tadi di atas. Ini juga berbareng (kalau tidak salah), mulai menjamurnya blog-blog di berbagai laman. Sayangnya, blognya sudah jamuren tur banyak sawang laba-labanya bahkan saya lupa nama dan password-nya haha

Wahid United
JADI sudah sejak lama saya mengidolakan Manchester United (MU), tepatnya sejak kelas 2 SMA. Eric Cantona menjadi sosok yang sangat menginspirasi dengan kebengalannya namun sumbut (bisa menjawab semua tantangan, dapat berprestasi). Apalagi gaya krah yang selalu diangkat, bagi saya sangatlah wah dan sangat dapat ditiru.
Lalu bagaimana saya dapat mewujudkan cinta saya ke MU dengan keseharian? Saya pilihlah nama email dengan menggunakan kata united di belakang. Dari email yahoo hingga ke gmail, semua menggunakan united sebagai perlambang ada sisi MU dalam keseharian.
Lalu beranjak ke keputusan besar lainnya, bahwa saya harus mem-branding diri. Muncullah keputusan untuk mengenakan baju dengan berlogo MU setiap harinya, dalam setiap aktivitas saya. Hanya saat mandi dan tidur saja saya tidak berbaju MU hihi
Lalu bermunculanlah akun-akun media sosial saya dengan nama ini, Wahid United. Baik twitter maupun instagram, semuanya berlabel sama. Hanya Facebook saja yang saya pertahankan dengan nama asli semata agar orang lebih mudah mencari saya jika saja mereka ada keperluan seperti hendak menawarkan kredit atau utangan lain.

Gus Wahid
MENARUH nama depan gus di sebelum nama saya, berawal dari iseng belaka. Saat itu di bulan Ramadan, saya mencoba beriktikaf, mendekatkan diri kepada yang membuat hidup. Agar lebih terkesan mendalam ke-Islaman saya, saya coba taruh sebutan ustadz lalu kyai hingga syeh.
Namun ternyata tidak ada yang pas. Setelah menemukan kata gus, ternyata nyaman. Padahal saya bukanlah anak kyai atau pemuka agama lainnya dimana sebutan gus biasanya disematkan kepada mereka yang memiliki darah pengasuh pesantren dan panutan agama besar lainnya.
Sementara saya hanya anak guru agama di sebuah SD yang bahkan ibu harus menyelesaikan kuliah D-2 nya dengan belajar banyak modul yang sangat tebal. Dua tahun berjibaku agar ijazah PGA-nya (Pendidikan Guru Agama) yang setingkat SLTA tetap dapat diakui dan tetap dapat mengajar.
Lalu ketika ibu berangkat haji, niat diri untuk menjadi lebih baik, semakin menggebu. Jadi, sebutan gus tentunya bukan sekedar gagah-gagahan -karena nyatanya saya tidak gagah bahkan kerempeng-, namun menyimpan maksud agar saya menjadi sosok yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya (kayak ngisi kolom cita-cita di buku diary teman ya haha).

In action 

gus Wahid United
LALU sampailah pada keputusan untuk menggabungkan kedua elemen itu menjadi satu. gus Wahid United menjadi branding terbaru saya dalam mengarungi kehidupan blog/vlog yang penuh gelombang ini.
Sebutan gus sengaja saya tulis dengan huruf kecil, karena sekali lagi saya bukan anak kyai atau keturusan syekh. Bolehlah dianggap gagah-gagahan, tapi tetap dikembalikan sebagai upaya untuk memperbaiki diri ya gaes...
Ya anggaplah hidup kita ini tidak pernah sempurna. Semerasa sempurnanya kita, pasti masih ada celah untuk dianggap tidak sempurna oleh Sang Pencipta. Kita hanya buih di pinggir pantai yang terlihat baik dan indah, namun tak pernah berarti apapun bagi sang lautan.
So, mengusung tagline untuk selalu dapat berkontribusi bagi kota ini (Kota Semarang tempat saya hidup dan mengabdikan diri), sekecil apapun. Saya percaya, kontribusi ini biar kecil namun memiliki arti. Biar kecil asal disatukan, mungkin akan memunculkan gelombang besar untuk perubahan.
Ya ibarat jerawat, biar kecil namun bikin cenut-cenut dan dapat merusak penampilan. Laksana hujan, jika turun keroyokan, orang-orang pasti neduh juga kan...
**

TULISAN ini sekaligus menandai kelahiran saya kembali dengan branding domain baru yakni di guswahidunited.id
Kenapa pula memilih domain id? Ah gitu juga ya pertanyaannya. Tapi jawabannya gampang kok, karena akhirannya id, kayak united kayak Wahid kan...akhirannya id hahaha.
Jadi monggo silakan menikmati jika terkesan, silakan dicacat jika kurang...bonus menanti bagi anda, semangkok mie ayam.

Baca juga nih http://www.guswahidunited.id/2017/10/sing-penting-semarang.html
atau kalau kamu mampir di Semarang, buru nih yang satu ini http://www.guswahidunited.id/2018/02/tahu-pong-yang-nikmatnya-tidak-zonk.html 
Share:
Read More