SOTO
adalah makanan simpel dimana kekuatan citarasanya ada pada campuran kuah
berbumbu kuat. Sebagian soto di Semarang memiliki kuah berwarna bening, sisanya
berwarna agak kekuningan. Itu semua terjadi karena campuran sangat sedikit
kunyit dan rempah di dalamnya sebagai penguat rasa serta campuran minyak sayur
yang digunakan untuk menggongso bumbu di awal.
Adapun yang
berkuah bening, biasanya mengandalkan perpaduan kaldu ayam yang kuat serta
campuran bawang putih. Sedangkan yang sayuran yang ada di dalam soto, biasanya
hanya berfungsi sebagai pelengkap. Sayuran ini biasanya terdiri dari tauge,
onclang, seledri, bawang goreng dan di beberapa warung menambah campuran dengan
potongan tomat.
Urutan berikut
tentu saja bukan pemeringkatan soto yang paling enak karena masing-masing
memiliki citarasa khasnya sendiri-sendiri. Pilih saja yang paling pas untuk
lidah dan selera anda.
1.
Soto
Bang Ari
Soto ini
menggunakan cara masak yang luar biasa. Jika soto di tempat lain dimasak atau
dihangatkan dengan kompor gas atau minimal bara arang, di sini sotonya dimasak
dengan kayu bakar. Memiliki citarasa yang sangat unik, Soto Bang Ari memang
tidak ada duanya, entah karena pengaruh kayu bakarnya atau memang dia sudah
memiliki citarasa yang sangat khas.
Perpaduan bawang
putih dan kaldu ayam serta sedikit kemiri, memunculkan rasa tiada bandingan.
Penambahan merica pada bumbu utama membuat soto ini sedikit pedas hangat karena
pengaruh lada.
Ingin mencoba?
Datanglah ke Jalan WR Supratman atau dari pertigaan Pamularsih dekat SMA
Kesatrian. Per porsi ditawarkan dengan harga Rp10 ribu, buka hingga sekitar
pukul 17.00 atau bisa sebelum jam itu jika stoknya habis.
2.
Soto
Berkah
Soto ini sangat
mengandalkan kekuatan kaldu ayam dalam racikannya. Alhasil, rasa nikmat yang
dimunculkan dari kuah panasnya, cukup halus di lidah perasa. Sesekali, seduhlah
kuah yang terperangkap dalam bulatan minyak mengambang berwarna sedikit kuning
di tengah beningnya kuah sebelum menambahkan apapun ke dalam soto kita. Di sana
akan anda dapati citarasa asli soto ini.
Menariknya, di
sini disediakan pula potongan tempe kecil-kecil yang sangat gurih, renyah dan
bumbu merasuk jauh. Cobalah tetap berlogika dengan menghitung jumlah tempe yang
ada kunyah, jangan sampai terlupa satupun.
Untuk mencicipinya,
pergilah ke Jalan Sisingamangaraja di sekitar kantor Kementrian Agama Kanwil
Jateng sebelum jam 12.00 siang.
3.
Soto
Pak Man
Pak Man adalah
figur wirausaha sukses di bidang kuliner terutama soto. Tercatat sudah ada
beberapa cabang yang dibukanya di seantero kota ini. Sepertinya, ia pula yang
membawa modernisasi pemasaran soto karena sebelumnya, soto hanya dijual di
warung-warung kecil tanpa ruang nyaman berpendingin udara. Ia juga melakukan
inovasi dengan menyediakan ruang miting di beberapa outlet yang dimilikinya.
Layaknya
pengusaha dari kampung lainnya, Pak Man juga mengajak serta pemuda pemudi dari
kampungnya di Purwodadi untuk bekerja bersamanya. Ia juga memfasilitasi mereka
dengan rumah tinggal serta memberikan bea sosial serta pendidikan bagi yang
ingin melanjutkan sekolah atau kuliah. Layaknya warung yang menyediakan soto,
di sini juga dilengkapi dengan sate ayam, sate jantung, sate kerang serta sate
telur puyuh.
Outletnya yang
terkenal ada di Jalan Pamularsih dan di Jalan Veteran, buka hingga sekitar
pukul 17.00.
4.
Soto
Pak No
Lebih dulu dari
Pak Man, Soto Pak No juga memiliki banyak cabang tersebar di kota ini.
Banyumanik menjadi cabang utama di samping beberapa cabang lain seperti di
Sampangan, Kaligarang dan Tlogosari. Menariknya, warung ini buka 24 jam
nonstop. Jadi kapanpun anda merasa lapar dan butuh kuah segar panas,
meluncurlah ke sini.
5.
Soto
Pak Wito
Soto ini
memiliki tiga cabang utama yakni di Dargo, Sisingamangaraja dan MH Thamrin.
Ciri khasnya adalah kuahnya yang kekuningan, memberikan sensasi sedikit kunyit
di dalamnya. Karenanya, jangan sampai kuah sotonya menetes di pakaian anda,
atau anda akan memiliki pekerjaan tambahan mengucek pakaian di rumah.
6.
Soto
Pak Tanto
Dianggap sebagai
salah satu legenda soto di kota ini, anda dapat menjumpai warungnya di Jalan dr
Cipto tepatnya di samping Gedung Kesenian Sobokartti. Kaldu ayam dipadu dengan
bawang merah menjadikan citarasa kuat soto ini sehingga dapat bertahan beberapa
generasi.
7.
Soto
Pak Moel
Merupakan salah
satu legenda soto di Kota Lumpia, soto ini kini dikelola anak dan istri Pak
Moel. Namun citarasanya masih sama persis dengan semasa Pak Moel masih hidup. Seporsi
soto hanya dihargai cukup murah yakni Rp6 ribu, dijamin anda tidak akan merasa
cukup hanya satu mangkuk. Disarankan anda langsung memesan dua mangkok daripada
harus menunggu satu tambahan porsi lagi yang waktunya cukup lama karena saking
banyaknya pembeli yang antri.
Siang hari, soto
ini buka di Jalan Pekunden (di rumah pribadi), sedang malamnya kembali buka di
pojokan pujasera Pekunden (deretan kios jajanan).
8.
Soto
Lamongan Puri Anjasmoro
Soto ini menjadi
satu-satu soto model non Semarang yang paling cocok di lidah. Kuahnya yang
kental khas Jawa Timuran, menjadikannya cukup berbeda dibanding soto khas
Semarangan lain.
Sayur yang
berupa potongan kol lembut, menjadikannya semakin berbeda. Kuahnya yang kuning
panas, potongan daging ayamnya yang lebih banyak serta taste yang sangat kuat
serta tambahan bubuk koya jika anda menginginkannya, semakin membawa angan akan
kuliner dari daerah lain. Keberadaannya dapat ditemukan di sekitar Bundaran
Puri Anjasmoro.
9.
Soto
Mbak Lin
Soto Mbak Lin
membawa citarasa khusus soto Kudus. Meski di daerah aslinya soto Kudus lebih
banyak berasal dari campuran daging kerbau, namun di sini sudah diubah menjadi
daging ayam. Sotonya berasa gurih segar dengan kuah agak buthek karena campuran
kemiri dan bawang yang cukup kuat.
Temukan citarasa
khas soto ini di pujasera Ventura di seberang Stadion Diponegoro di Jalan Ki
Mangunsarkoro.
10.
Soto
Mas Met
Mengambil jualan
di waktu sore hingga malam hari, Mas Met menyajikan taste soto yang sangat kuat
di lidah. Kuah sotonya bening dengan rasa kaldu yang sangat kuat.
Di sini,
pengunjung bisa meminta tambahan potongan paha atau dada ayam serta telur ayam untuk
kemudian suwir dicampurkan dengan kuah. Mas Met sendiri meengaku selalu
menggunakan bahan-bahan pilihan saat meracik bumbu, sayur dan juga makanan
pendamping lainnya.
Selamat mencoba,
jangan lupa ajak saja kalau berburu kuliner di kota ini.