Saya tidak takut
korona, bukan berarti saya kuat
Saya tidak
khawatir korona, bukan berarti saya sombong
Bagi saya
pribadi, korona adalah pengingat hidup
Reminder untuk
selalu menjaga hidup sehat, gaya hidup prima
Pengingat petuah-petuah
lama, kearifan lokal yang terlupakan, terabaikan oleh kecuekan dan kesibukan
dunia
Awali hari
dengan doa dan jangan lupakan ibadah, hubungan dengan Sang Khalik adalah utama
Cuci tanganmu
sebelum melakukan apapun, sama dengan pesan ibu sebelum makan
Jaga sehatmu
sebelum jatuh sakitmu
Tutup mulut dan
hidungmu saat batuk atau bersin
Itu semua
hal-hal yang telah kita abaikan
Setiap sendi
hidup kita, hanya dipenuhi nafsu untuk dunia, memperkaya diri dan keluarga,
melupakan fungsi sosial keberadaan manusia di atas dunia
Si korona adalah
pengingat, layaknya rasul yang diutus untuk menjadi nabi sesaat
Tak perlu galau
jika hidupmu sehat
Tak perlu risau
ketika kau rajin cuci tangan
Tak perlu takut
jika hidup sudah kau pasrahkan kepada Sang Pencipta
Hadapi korona
layaknya keseharian kita. Sambut korona seperti layaknya ia tak punya kuasa
apapun atas diri kita
Badai korona pasti
berlalu dengan kekuatan sehat dan tameng doa paripurna
Waktu 14 hari adalah
renungan, kesempatan untuk melakukan reboot
system, restart engine atas raga dan ibu bumi yang lelah dengan ulah-ulah
kita
Dalam dua pekan,
pastikan mampu mengembalikan semangat untuk sehat, menyelaraskan dengan khitah manusia
sebagai penjaga dunia, makhluk sosial yang terbatas kuasanya, dilahirkan untuk
berinteraksi tanpa menyakiti sesama.
Bagi saya, korona
tak ubahnya flu biasa. Hilang dengan sendirinya tatkala kondisi prima. Saya bahkan
tak menulisnya dengan huruf kapital -korona-.
Si korona tak
istimewa, beda dengan ‘si dia’ yang sangat punya arti dan pembeda dalam hidup
saya
…dan saya
memilih mengabaikan korona karena saya sudah siap. Bukan saja karena kematian
memang akan datang untuk semua kehidupan, namun saya telah rutin berolahraga,
menjaga pola hidup sehat hingga makan bernutrisi yang harganya tak perlu mahal.
Ya, saya sudah
siap, tak pernah takut akan korona, tak pernah galau layaknya mereka yang tak punya
bekal sehat.
Ya ibarat mau ujian sekolah, kita sudah belajar, sudah makan bergizi dan terakhir berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar dimudahkan jalannya. Begitupun menghadapi korona, saya sudah menyiapkan kondisi tubuh terbaik.Semoga...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar